Bait 172 Senjata Pamungkas

Subang – Jawa Barat

Bait 172 SENJATA TERAKHIR

Bait 172 (Bhs Jawa)

 

 

Bait 172 (Bhs Indonesia)

inilah jalan bagi yang selalu ingat dan waspada pada zaman serba tidak menentu jangan melarang dalam menghormati orang berupa dewa yang menghalangi akan sirna seluruh keluarga carilah dewa bersenjata trisula wedha itulah sejatinya pemberian dewa

Bait 172 Makna atau Arti)

MENGHALANGI PERTAMA

Wabah corona D 19 adalah teguran pada yang menghalangi masa waktunya sabdopalon yaitu Jokowi tetapi pada waktu itu masa untuk mengambil masa waktu sabdopalon dan noyogenggong, belum persis waktunya karena adanya bait 171 dan 166 yang belum terlaksana pada tahun 2021.

MENGHALANGI KEDUA (TERAHIR)

Saat ini kelihatannya Bait 171 dan bait 166 tidak digubris oleh yang berwenang membantu yaitu lembaga tertinggi negara atau pemerintah yakni MPR meskipun sudah ada pemberitahuan yakni kunjungan ke rumah jabatan ketua MPR kami menyadari bahwa ada kekurangan dari kami yakni soal sepucuk surat yang kami lupa buat 1 surat lagi (benar-benar kami lupa) mungkin ini penyebabnya Bapak ketua MPR Bapak Bambang Susetyo tidak mau melakukan makna bait 171 dan 166 dan kami mohon maaf mungkin bisa beliau beri keringanan pada kami agar kami buat surat yang dimaksud dan dikirim ke beliau saat ini.

Pengertian yang menghalangi yakni Jokowi dan anaknya,  Prabowo serta pihak yang tidak menghalangi tetapi mempunyai kewenangan untuk membantu tetapi tidak membantu sehingga pihak tersebut termasuk menghalangi.

Jadi yang  menghalangi kami menjadi Presiden notonegoro terakhir akan sirna seluruh keluarga atau selain Jokowi dan keluarga, Prabowo dan keluarga, juga MPR dan wakil ketua MPR serta seluruh anggota dan keluarganya akan sirna.

Tetapi jika bait 171 dan bait 166 dikaksanakan oleh Majelis/MPR  sebagaimana maknanya, maka bait 172 ini tidak terlaksana atau tidak terjadi. Kami tidak bermaksud menakuti atau mengancam,  namun itu sesuai buku Jayabaya.

SAYA TIDAK AMBISI JADI PRESIDEN

Sejak kecil saya tidak pernah bercita-cuta jadi presiden dan waktu dewasa sayapun tidak berminat jadi presiden karena bagi saya presiden adalah beban berat secara pribadi dan secara sosial dan tanggung jawab dunia akhirat.

Orang tua saya tidak pernah mengajari saya supaya jadi presiden hanya disuruh sekolah dan rajin belajar supaya menjadi orang yang berkepribadian dan tidak menjadi kuli atau tukang pikul karung (paressakkarung : bhs Bugis) itu pesan ibu saya Nahe.

TAPI MENGAPA MAU JADI PRESIDEN SEKARANG?

Saya terpaksa harus jadi Presiden sekarang karena nama saya ada dalam buku Jayabaya (jika tida ada nama saya dalam buku itu maka saya tidak akan pernah mau jadi presiden). Oleh karena itu saya  harus berusaha sekuat tenaga dan pikiran untuk mencapainya. Karena jika saya tidak berusaha untuk mencapainya saya takut kepada Tuhan karena buku Jayabaya itu adalah amanat untuk kemaslahatan orang banyak (keselamatan negara). jadi jika tidak melakukan apa yang ada dalam bait buku itu yang bersifat atau bermakna baik,  kelak di akhirat akan dimintai ttanggung jawab oleh Allah SWT. Dan saya pasti jadi jadi Presiden Indonesia tercinta. Insya Allah.