Tentang Kami

ggBagi saudara-saudaraku se bangsa dan sesama pribumi yang tidak dapat kami jangkau langsung ke depan pintu toko/kios/warung/kantor/dll mohon bantuan donasi saudara melalui rekening kami di bank Cimb NIAGA  A/n Sudirman Nomor Rekening : 762905651500

atau

 

Rekening Giro Bank Permata A/n Sudirman Nomor Rekening : 004203608549

Hub. Whatsapp : 0812 7662 7188

Kami adalah NOTONEGORO KE 5 & 6 (Sudirman dan Roh)/Satria Pinilih sebagai mana syair lagu-lagu di bawah ini : judul lagu Koes Plus (sorak sorgung); sici loro telu papat limo enem, campur gawe iso tentrem; (Jamane); jamane maju kabe senneng podho kuyu; adu konco biar kulo wis podho, adu konco biar kulo wis bertigho/Koes Plus (Layang-layang); lambang PPI seperti Layang-layang/Koes Plus (Penyayi tua)/Koes Plus (Ibu dan Lagunya)/Koes Plus (Mari-mari)/buku jayabaya (Raja Kediri); bait 168/Raja Kediri bait 159 – bait 173 (NOTONEGORO Ke 5 & 6 (Sudirman & Roh)/syair Ronggowarsito (pujangga kerajaan Surakarta)/Dinyayikan Iwan Fals (Condet) jangan diganti dengan figur yang tak pasti = bait 169 ramalan Jayabaya/Iwan Fals (Rubah)/Iwan Fals (Panggilan dari gunung)/Andi Tenri Ukke (Den Dange)/Iwan Fals (Ujung Aspal Pondok Gede)/Iwan Fals (Untukmu negeri)/Iwan Fals (Cikal)/Iwan Fals (22 Januari)/Iwan Fals (Matahari)/Iwan Fals (Air Mata Api)/Iwan Fals (Siang Seberang Istana/Iwan Fals (Air Mata)/Iwan Fals (Negeriku)/Iwan Fals (Ya Allah Kami/Iwan Fals (Belalang Tua)/Iwan Fals (Bangunlah Putra-Putri)/Iwan Fals (Orde Paling Baru)/(Raja (Giwang Barlian)/Project P (Sopir Oto)/Nia daniaty (Gelas-gelas kaca)/Nia Daniaty (Bukalah Hatimu)/Nia Daniaty (Kaulah Segalanya)/Nia Daniaty (Aku Siapa yang punya)/Nia Daniaty (Yang lalu biarlah berlalu)/Doel Sumbang (Cicing Siah)/bhs. Sunda = Cincing = O = RO

Sedangkan versi bukan lagu (kecuali Rinto Harahap) adalah :

  1. Buku Ramalan Jayabaya (Joyoboyo) raja di kerajaan kediri di Jawa Timur (1114-1140)
  2. Pasang (Pesan) Lagaligo pujangga  di kerajaan Luwu di Sulawesi-Selatan 
  3. Syair Pujangga Ronggowarsito dari Kerajaan Surakarta di Jawa Tengah (……-…….)
  4. Malluse (Kakek ku) ayah dari ibu ku (Nahe)
  5. Rinto Harahap, lihat lagu Nia Daniaty berjudul : Aku Siapa yang punya 
  6. Jhon Dayat, lihat lagu Nia Daniaty berjudul : Bulan depan ke penghulu

Namun lagu-lagu tersebut berasal dari ramalan-ramalan 1-5 di atas dan sudah terbukti pada notonegoro 1 – 5 &6 dan saat ini notonegoro 5 & 6)/Sudirman & Roh sedang menjalani perjuangan untuk menuntaskan dan menjalankan masa/waktunya sebagai notonegoro Indonesia demi kemakmuran bangsa pribumi.

Pasang (bhs Makassar artinya Pesan) adalah ramalan yang unik karena tidak tertulis tetapi berbentuk pesan kata-kata yang tidak tertulis sebagaimana legenda silsila keturunan suku bugis makssar yang tertulis yang disebut dengan “Lontara”. atau buku Jayabaya, dan Syair Ronggowarsito.

Berikut petikan Pasang (Pesan) dari Lagaligo (dalam bhs Makassar) : “Nia tau sallang apprenta ri nusantara battu ri bugisi Wajo sangkammai battu ri ahera. Tenamo na nia tau apparenta sangkamma ia sallang rileba’na”.

Artinya : “Ada orang nanti yang memimpin Indonesia berasal dari bugis Wajo (Kab. Wajo Sulawesi-Selatan) seperti dari akhirat caranya memimpin. Tidak ada lagi pemimpin Indonesia yang sama dengan dia sesudahnya”.

Referensi : Perjanjian tellumpoccoe, 3 Isi perjanjian : Keberanian di Bone, Kekayaan di Wajo, kepintaran di Luwu (seekor ikan di bagi 3 : Raja Bone mengambil kepala ikan, Raja Wajo mengambil perut ikan, Raja Luwu mengambil ekor ikan), tellumpoccoe kemudian berkembang menjadi Limampoccoe 5 perjanjian : Arung mangkau ri Bone, Aruang macua ri Wajo, Datu ri Soppeng, Opu ri Luwu, Somba ri Gowa, 5 yang terakhir menunjukkan status atau derajat kebangsawaan bugis makassar hingga saat ini. Namun ke lima status tersebut di atas memiliki gelar yang sama yaitu: Andi, kecuali kadang-kadang Luwu bergelar Opu, dan Gowa bergelar Karaeng.

Sebenarnya pesan ini masih panjang dan kemungkinan pesan ini sudah di agendakan atau dicatat dalam musium Balla Lompoa di kab. Gowa Makassar sebagai warisan sejarah Nusantara. Informasi sampel pasang (pesan) ini saya dapatkan sewaktu saya berkunjuing ke Kajang dan salah satu tokoh adat Kajang yang menyampaikan petikan pasang (pesan) ini kepada saya.

Fuang Malluse (berumur lebih dari 100 tahun) pernah mengatakan (dalam bahasa Bugis) bahwa ” Engka nasiwettu matu engka tau mapparenta ko Indonesia tongeng yase’na tongeng nge” Artinya : “Suatu waktu nanti ada orang yang memimpin Indonesia prinsip kepemimpinannya adalah kebenaran di atas kebenaran”

Lagu-lagu di bawah ini ; Andi Tenri Ukke, Nia Daniaty berkaitan dengan keadaan kami dalam mengarungi lautan perjuangan membela negara dari berbagai ancaman, mulai dari tanah Bugis kemudian merantau ke pulau Jawa dan Sumatera (Padang Mahsyar) hingga ke Pasundan (Syurga) mempersunting (menikahi) bidadari cantik (Nia Daniaty).

KLIK  tanda panah (Play) di bawah untuk mendengarkan lagu Bugis : Tanah Ogi Wanuakku (Andi Tenri Ukke)

Allah SWT menciptakan notonegoro ke 5 & 6 (Sudirman dan Roh) sebagai pemimpin yang diibaratkan (analogi) sebagai alam ke 5 yaitu alam akhirat. Maha Suci Allah (Subhanallah)

Kaulah Segalanya (Nia Daniaty) =bait 164, 172, dan 173 buku Jayabaya

Gelas-gelas kaca (Nia Daniaty) = bait 168 (Satria Pinilih), bait 161  (Asal dan Rumah Satria Pinilih) lihat di menu NOTONEGORO 

Yang lalu biarlah berlalu (Nia Daniaty-Pance Pondaag) = bait 164. 172, dan 173

Aku Siapa Yang Punya (Nia Daniaty-Rinto Harahap) = bait 164, 172, dan 173

Bukalah Hatimu (Nia Daniaty) = bait 169 (Permohonan Sumbangan) lihat di menu Artikel Olahraga 1

LAGU TANAH OGI WANUAKKU KUPERSEMBAHKAN BUAT IBU NIA DANIATY TERCINTA

Judul  : Tanah Ogi Wanuakku

Vocal  : Andi Tenri Ukke

Engkana ri mabelae ri lipu wanua laing

Deceng mua ro kusappa welai wanuakku

Tanah ogi wanuakku wanua tellesurekku

Indo Ambo malebbiku wabbokori ulao

Ref:

Pura janci ri aleku singkeru ri atikku

iyapa urewe mattanah ogi uruntuppi usappae

Indo Ambo malebbiku aja tapettu rennuang marellau ri puange

Natepu minasakku

Iwan Fals : Air Mata (bait 164

Iwan Fals : Untukmu Negeri (bait 164 & 168)

Iwan Fals : Bangunlah Putra-putri ibu pertiwi (bait 164 168)