Pulau Punjung (Dharmasraya/Padang) Sumatera Barat
Ir. Soekarno memproklamasikan (proklamator) Nusantara pada tanggal 17-8-1945, bukan proklamator Indonesia 17-08-1945.
ini dapat dibuktikan dengan berbagai alat bukti yang cukup lama berlangsung jauh sebelum proklamsi dikumandangkan.
salah satu alat bukti tersebut adalah bahwa yang dijajah oleh Belanda dan portugis serta inggris (sekutu) eropah) adalah kerajaan Nusantara yang luluh lantak dan tersisah hanya nama kerajaan seperti kerajaan Majapahit, Sriwijaya, kerajaan Gowa, kerajaan Mataram, dan kerajaan kecil lainnya yang tersebar di seluruh Nusantara.
Nama-nama kota seperti Ambon, Padang, Makassar, Samarinda, Pontianak, dll adalah nama kota di bawah kerajaan-kerajaan yang sebagian telah disebutkan di atas. dan kota-kota tersebut pada saat proklamasi, sudah berusia ratusan tahun contoh kota Padang pada saat proklamasi 17-08-1945 telah berusia hampir 300 tahun.
Nama Indonesia Muncul itu ketika 18-08-1945 ke atas; yakni sesudah proklamasi atau pada saat setelah komite persiapan kemerdekaan merancang Undang-Undang Dasar 1945 (UUD 1945) dan pada saat UUD 1945 tersebut telah disahkan oleh panitia pembentukan Undang-Undang dasar negara karena pada saat disahkannya UU disitulah baru namanya berdiri sebuah negara yang bernama Indonesia. Jadi sebealum pembuatan dan pengesahan UUD 1945 dan pada saat Proklamasi dikumandangkan, Indonesia secara hukum belum lahir, jadi yang diproklamasikan Ir. Soekarno adalah Nusantara.
Oleha karena itu mengapa PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa) pada saat itu tidak langsung mengakui proklamasi tersebut yang dibacakan dan dibuat naskahnya oleh Ir. Soekarno? karena pada sat itu belum ada dalam daftar PBB nama negara seperti itu (Indonesia).
Jadi menurut kami Ir. Soekarno terlalu gegabah dan ingin menguasai masa/waktu notonegoro ke 5 & 6 seperti Megawati Soekarnoputri yang saat ini juga keterlaluan menguasai dan mengambil masa/waktu notonegoro ke 5 & 6 yakni terdapat pada bait 172 yaitu salah satu bait dari kami notonegoro ke 5 & 6 (Sudirman & Roh) dengan cara memalsukan notonegoro ke 5 & 6 yakni menunjuk Jokowi sebagai presiden atau delegasi notonegoro ke 4 seolah-olah dia (Jokowi) adalah Sudirman & Roh.