Vaksin Menambah Korban Corona (Korban X)

Vaksin Menambah Korban Corona (Korban X)

Pagaden-Subang

Pagaden – Anda tentu mengetahui atau belum mengetahui apakah vaksin itu? Vaksin adalah kata yang berawalan V berarti Virus. Mengapa Vaksin tidak berawalan F (Food) = makanan, dan tidak berawalan D (Drug)= obat, karena Vaksin Polio terbuat dari kode genetik Virus Polio untuk vaksin balita, Vaksin Campak terbuat dari kode genetik virus Campak, Vaksin Corona terbuat dari kode genetik virus Corona. Kode genetik = kode (meniru), genetik (gen) atau sel pembentuk, jadi kode genetik berarti meniru sel pembentuk virus tersebut. Jadi menyuntikkan Vaksin ke dalam tubuh manusia dewasa sama dengan memasukkan Virus ke dalam tubuh manusia, ini sangat berbahaya!!!

Mengapa balita memerlukan vaksin polio karena balita immunitasnya masih sangat rendah. Orang dewasa tidak memerlukan Vaksin karena immunitasnya lebih tinggi dari balita. Immunitas orang dewasa cenderung berubah oleh faktor lingkungan dan faktor gizi atau makanan. Immunitas orang dewasa dapat dikelola atau ditingktakan dengan rajin makan makanan bergizi dan berolah raga bahkan rajin tertawa. Immunitas atau zat kekebalan tubuh manusia berfungsi untuk menangkal atau melindungi tubuh manusia dari serangan penyakit baik bakteri maupun Virus, dan zat kekebalan tubuh manusia ini yang dibawa sejak manusia lahir, bersifat alami dan dinamis dan dapat beradaptasi seiring dengan perkembangan wabah misalnya wabah Corona, makin lama wabah berada pada suatu lingkungan maka kekebalan tubuh manusia yang alami tadi makin naik untuk mengimbangi diseases (d) dari virus yang mewabah misalnya Covi(d)-19.

Sedangkan kekebalan buatan atau Vaksin Corona hanya bersifat sementara, tidak dinamis dan beresiko pada orang yang disuntik vaksin Corona. Tentu Anda bertanya apa sih bahayanya jika orang dewasa diberi vaksin? Nah, orang dewasa mempunyai kekebalan tubuh yang relatif tinggi di bandingkan balita (bayi usia bawah lima tahun), kekebalan tubuh orang dewasa yang relatif tinggi jika mendapat suntikan vaksin Corona yang mempunyai string relatif tinggi juga, atau lebih kurang sama dengan diseases (d) 19, maka terjadi perkelahian dalam tubuh orang dewasa tersebut, karena kekebalan tubuh alami berhadapan dengan kekebalan buatan yaitu vaksin. Jadi masing-masing melaksanakan tugas atau serang-menyerang. sedangkan pada balita kekebalan tubuhnya masih rendah sehingga tidak ada perkelahian dalam tubuhnya balita.

Badan kesehatan dunia atau WHO melakukan kesalahan karena memilih vaksin untuk melindungi manusia dari virus Corona, seharusnya WHO memberikan opsi lain selain vaksin misalnya obat dan makanan. Ada pemimpin lain di dunia yang menggunakan makanan dan obat untuk mencegah penularan dan jumlah korban Corona misalnya Brazil adalah negara di Amerika Latin yang tidak menggunakan vaksin Corona pada rakyatnya.

Kalkulasi pengelolaan pencegahan peningkatan jumlah korban Corona dapat dilihat pada rumus aljabar berikut ini :

a + b = ab (tanpa vaksin)

1 + 0 = 1

bandingkan dengan suntikan vaksin berikut:

a + x = ax (dengan suntikan vaksin)

1 + 1 = 2

dimana,

a = korban akibat wabah corona bernilai satu (1)

b = tanpa vaksin bernilai nol (0)

x = korban akibat suntikan vaksin bernilai satu (1)

ab = jumlah korban terinfeksi tanpa vaksin,

ax = jumlah korban terinfeksi di tambah jumlah korban akibat pemberian vaksin

a, x = 1, karena memiliki kecendrungan yang sama yaitu (a) ada orang dapat terinfeksi virus corona, dan ada yang tidak, sama halnya dengan (x) ada orang yang dapat efek vaksin corona, ada yang tidak namun kedua variable tersebut di atas sama-sama dapat menimbulkan dan meningkatkan jumlah korban.

Kesimpulan :

ab < 1 > ax 2 karena x berpotensi menambah jumlah korban dibanding b yang bernilai 0 tanpa vaksin

baca : (ab lebih kecil atau sama dengan 1, lebih besar atau sama dengan ax 2), terbukti

Informasi terkini, tentang wabah corona per agustus 2021 di Indonesia diperoleh angka 115.000 korban, sedangkan kasus sekitar 3,8 juta (dalam perawatan, sembuh, dan korban).

Jika hasil persamaan matematis dikalikan dengan jumlah korban maka di dapat:

ab (115.000) = 1 (115.000) = 115.000 korban infeksi corona tanpa vaksin

ax (115.000) = 2 (115.000) = 230.000 korban = (115.000 akibat infeksi + 115.000 akibat vaksin)

Berdasarkan analisis matematis di atas bahwa jumlah korban (115.000 orang) tidak jelas apakah seluruhnya berasal dari akibat infeksi virus corona atau akibat suntikan vaksin atau akibat lain. Sebab ada informasi dari masyarakat bahwa terdapat banyak kasus di Indonesia dimana orang yang menderita sakit bukan corona, malah di cap sebagai sakit corona dan jika tiba di rumah sakit penderita yang bukan corona tersebut langsung menjadi korban. Begitu pula dengan korban akibat suntikan vaksin corona yang ditutupi untuk menyembunyikan kesalahan fatal yang diakibatkannya (akibat vaksin), sehingga dengan demikian data tersebut tidak valid!. Dan dapat dibuat persamaan sebagai berikut:

115.000 (a + x) = a + x + e

115.000 = a + x + e /(a + x)

a = 115.000/-x – e (a – x)

Angka korban infeksi virus corona, memang terbanyak dibanding korban akibat vaksin dan akibat lain, sebab lebih kurang 2 (dua) tahun berlangsung wabah corona kemudian program vaksin corona dilaksanakan dan korbannya baru pada petugas dan aparatur pemerintah (belum pada masyarakat luas). Sedangkan korban lain seperti orang sakit biasa kemudian dijadikan korban berlangsung sejak wabah corona mulai merebak. Sejak masyarakat mengetahui kecurangan ini yang dilakukan oleh stakeholder kesehatan (para dokter dan juru rawat) maka masyarakat mulai berhati-hati dan menjadi rahasia umum sehingga muncul ide untuk perawatan mandiri di rumah apapun resikonya dari pada jadi korban sia-sia.

Perlu digaris bawahi bahwa perbedaan kecepatan daya yang menimbulkan korban antara infeksi virus corona dan vaksin corona adalah sebagai berikut:

Infeksi virus corona memiliki kecepatan 1 kali (25)% – 1 kali (50)%, sedangkan vaksin corona dapat mencapai kecepatan 1 kali (100)%

jadi orang terinfeksi virus corona berpeluang hidup antara 50% – 75%, sedangkan orang terkena dampak vaksin corona berpeluang hidup kurang dari 25%.

Untuk membuktikan asumsi tersebut di atas, dapat dijelaskan atau mungkin Anda melihat bahwa Kasus Infeksi corona terdiri atas:

  1. Sakit (dirawat)
  2. Sembuh (sehat kembali)
  3. Korban

Sedangkan akibat suntikan vaksin tidak ada yang dirawat tetapi hanya korban.

Dapat kita lihat pada rumus matematis sederhana di atas bahwa kalau pemerintah Indonesia tidak gegabah menggunakan vaksin, maka jumlah korban Corona lebih sedikit atau tidak bertambah dari korban yang bukan akibat wabah melainkan dari penggunaan vaksin (korban x)

Berdasarkan uraian di atas maka dapat di analisa lebih lanjut bahwa:

jika a Ekivalen x artinya : jika a jumlah korban 115.000, maka x mendekati atau = a, berarti jika program vaksin dilanjutkan maka dalam waktu satu tahun mendatang diasumsi terdapat 0,5 % dari 115.000 = 57.500, sedangkan dalam waktu dua tahun mendatang terdapat kurang lebih 115.000 korban.

Kami tidak berbicara di sini berapa banyak korban x yang terjadi setelah penerapan vaksin Corona karena masyarakat luas sudah mengetahui dimana korban bukan terinfeksi virus corona berada dan berapa banyak yang menjadi korban.

Korban tersebut adalah aparatur negara yang tidak berdosa dan tidak sama sekali terinfeksi virus Corona atau Covi(d)19, melainkan melalui suntikan jarum anti virus Corona yang terpaksa mereka terima walau tidak ikhlas untuk melakukannya karena takut dicap sebagai aparatur yang tidak loyal kepada atasan maka berjatuhanlah korban x yang seharusnya tidak terjadi, sayang kan !!!

Penjelasan di atas bukanlah teori belaka tetapi fakta dan kenyataan! hal inilah yang membuat kami curiga dan sangat ragu atas kebijakan penguasa, ada apa dibalik ini???

Melalui artikel singkat ini kami imbau kepada penguasa supaya segera menghentikan program penyuntikan Vaksin Corona ini demi kelestarian bangsa pribumi yang sama kita cintai dan hormati.

Artikel ditulis oleh : Sudirman dan 2 Roh

Sumber : Setelah mendapat Ilham (mendapat petunjuk dari Allah)

Keterangan : artikel masih terus di edit………terima kasih