Ekonomi

Ekonomi

(Klik judul atau foto diatas untuk baca berita selengkapnya)…..

Saudara-saudaraku se bangsa dan sesama pribumi yang tidak dapat kami jangkau langsung ke depan pintu toko/kios/warung/kantor/dll mohon bantuan donasi saudara melalui rekening kami di bank Cimb NIAGA  a/n Sudirman Nomor Rekening : 762905651500

Hub. Whatsapp : 0812 7662 7188

Ekonomi Indonesia dan dunia mengalami stagnasi seluruh permintaan pasar menurun drastis, baik jasa maupun barang. Sementara sektor ekonomi makro menuntut pencapaian Return atas Investasi (ROI) di masa lampau sebelum terjadinya wabah covid 19. Sementara sektor ekonomi mikro mengalami keterpurukan karena permintaan menurun dan hargapun ikut menurun meskipun pelaku pasar berjuang menstimulus pasar agar bergairah namun tetap pasar tidak bergairah. Wabah berdampak pada pri kehidupan ekonomi bangsa, sedangkan ekonomi itu sendiri adalah tumpuan ketentraman dan keamanan (rasa aman bagi rakyat). Jika ekonomi terpuruk maka kehidupan tidaklah terasa tentram.

Zaman notonegoro ke 4 (Megawati-Jokowi) ini memang sebagai masa yang sangat sulit dihadapi masyarakat Indonesia karena masanya adalah alam Barzah (alam kubur) sehingga ekonomi masyarakat mati dan tidak berdaya dan pri kehidupan rakyat pribumi terpuruk.

Nanti setelah notonegoro ke 5 & 6 (Sudirman dan Roh) barulah ekonomi kembali pulih sebagaimana yang terdapat dalam buku Jayabaya, Ronggowarsito, dan Lagaligo. Yaitu alam  Akhirat (tentram dan damai, semua senang, semua kaya), karena pada masa itu ekonomi kembali bangkit bahkan semua pri kehidupan rakyat bangkit.

Klik tanda panah (Play) di bawah ini untuk mendengarkan lagu dari : Project P dan Iwan Fals

“Sopir Oto”

 

“Negeriku”

 

Negara yang berhaluan komunis tidak pernah terjadi revolusi begitu juga jika sebuah negara dikuasai oleh penguasa beraliran komunis. Mengapa? karena kelompok atau partai yang berideologi komunis apakah nyata atau laten (tersembunyi), memiliki dasar pemikiran bahwa yang boleh kaya atau makmur hanyalah penguasa, baik secara pribadi maupun kelompok, bukan rakyat yang boleh kaya atau makmur (lihat contoh Korea Utara, Rusia, dll)

Negara yang berhaluan Demokrasi berbeda dengan negara komunis, negara demokrasi atau penguasa/pemimpin berhaluan demokrasi menginginkan rakyat menjadi makmur atau kaya sebagai landasan pemikiran atau ideologi demokrasi. Contoh Amerika Serikat, RRC, dan negara Eropa Barat. Sedangkan Indonesia belum kuat sistem Demokrasinya sebagaimana RRC. Di RRC meskipun di sana ada partai Komunis, tetapi partai tersebut tidak diberi kesempatan lagi untuk berkuasa selama-lamanya oleh partai demokrasi, akibatnya generasi muda RRC (Republik Rakyat Cina) tidak ada lagi mau berkarir di partai komunis akibatnya lagi fungsionaris senior (yang sudah tua) dari partai komunis, berusaha bertahan dengan cara mengganti organ tubuhnya dengan operasi penggantian organ tubuh akibatnya banyak penjualan organ tubuh manusia di luar negeri RRC untuk mensuplai organ tubuh manusia ke kelompok partai komunis tersebut.

Amerika Serikat, anti Komunis di sana tidak ada partai komunis, bahkan laten komunis pun tidak ada sebagaimana di Indonesia. Sehingga menjadi negara murni demokrasi dan menjadi negara maju bahkan menjadi Super Power (adidaya). Oleh karena itu mengapa Indonesia lambat menjadi negara maju karena masih adanya laten komunis, dan karena tidak kuat penguasa menekan laten kumunis tersebut, dalam partai-partai politik sebagaimana Amerika serikat dan RRC, meskipun negara kita adalah negara demokrasi Pancasila.

Soeharto saat awal berkuasa di Indonesia pernah mengumumkan bahwa partai komunis di Indonesia sudah tidak ada dan dinyatakan sebagai organisasi terlarang. Selanjutnya beliau mengatakan bahwa meskipun partai komunis sudah tidak ada namun ancaman laten komunis jauh lebih berbahaya.

Partai politik di Indonesia memakai merek Demokrasi padahal ideologinya Komunis (Isinya Komunis). Pahamnya Komunis dan berkuasa sebagai Komunis. Kalau dituduh Komunis dia marah dan berkilah bahwa dia bukan Partai Komunis dan bukan orang Komunis, jadi dia bersembunya dibalik Demokrasi karena hanya Demokrasi yang diakui oleh UUD 1945 dan Pancasila. Sebetulnya secara Kenyataan atau realita orang-orang Komunis dalam partai yang berlebel Demokrasi sangat takut atas tingkahnya sendiri yang membohongi dan menghianati Pancasila dan UUD 1945 serta rakyat banyak, tetapi belum ada sosok di Indonesia yang berani menegur baik langsung maupun tidak langsung bahkan Pancasila mau di kurangi dan dicurangi. Mentang-mentang saai ini dia sedang berkuasa di negara ini Indonesia.

Yang mengerikan lagi Partai (Berlebel) Demokrasi Indonesia cenderung menjadi “magnit” artinya dapat mempengaruhi partai-partai Islam dan sebagian besar partai yang sebetulya Demokrasi tetapi tidak tahu haluan partainya sendiri akan kemana ke Komunis atau ke Demokrasi tidak punya pendirian yang tetap atau kuat. Oleh karena itu apabila ada sosok “Satria” di negeri  ini yang berani menegur atau melarang maka orang-orang Komunis dipartai tersebut di atas akan lari terbirit-birit ketakutan karena sudah merusak negara melalui Ideologi (Paham) Pancasila sehingga dapat dihukum seberat-beratnya.

Ancaman bahaya laten komunis adalah salah satu di antara 12 ancaman yang mengintai Republik Indonesia saat ini yang merupakan bagian perjuangan Notonegoro ke 5 & 6 bersama rakyat Indonesia untuk menumpasnya.