Mencari Sumbangan (1) Bersepeda

Mencari Sumbangan (1) Bersepeda

Bandung-Jawa Barat

Saudara-saudaraku se bangsa dan sesama pribumi yang tidak dapat kami jangkau langsung ke depan pintu toko/kios/warung/kantor/dll mohon bantuan donasi saudara melalui rekening kami di bank Cimb NIAGA  a/n Sudirman Nomor Rekening : 762905651500

Hub. Whatsapp : 0812 7662 7188

Bersepeda

MENCARI SUMBANGAN DI KOTA BANDUNG  BERSEPEDA

Waktu Pertama kali nencari sumbangan makna bait 169 belum kami ketahui, kami coba minta sumbangan karena kami mengalami kesulitan keuangan dan kami tidak kerjakan proyek sama sekali  karena ada wabah corona di Bandung.

Setelah berlangsung empat hari mencari sumbangan kami coba buka buku Jayabaya dan memperhatikan terjemahan bhs Indonesia nya dan kami beranikan diri untuk memahami apa nakna bait tersebut satu per satu.

Setelah sampai pada bait 169, kami dapat petunjuk dari Yang Maha Kuasa Allah SWT bahwa arti bait tersebut (bait 169) adalah harus cari sumbangan untuk menyelesaikan bait-demi bait. Alhamdulillah selanjutnya kami makin PD dan makin bersemangat mencari sumbangan sambil mempelajari makna atau arti bait-bait lainnya (ada 15 bait)

Kami mengendarai sepeda mencari sumbangan pertama, mengelilingi kota Bandung, kota Cimahi, Kab. Bandung, Kab. Bandung Barat, selama 4 (empat) bulan sejak 01 Juni 2020. selama itu kami hanya beristirahat selama 1(satu) hari yaitu pada hari raya Idul Adha.

Kalau kami melewati pendakian terpaksa kami turun mendorong sepeda ke puncak sambil menyanyi lagu H. Rhoma Irama (Berkelana) supaya semangat mendaki dan tidak terasa capek. Kalau menurun kami juga mendorong sepeda pelan-pelan karena rem sepeda karet mannual untuk mencegah terkikis habis.

Kami membawa makanan dan air minum secukupnya disimpan di tas bagasi kiri kanan dan tengah. Masak nasi numpang di warung tegal, lauk-pauk dibeli diwarung Padang atau warteg atau warnas khas Sunda.

MOBIL DIPARKIR DALAM TERMINAL

Setiap hari kami mencari sumbangan dengan sepeda pada waktu itu dari jam delapan pagi samapai dengan jam empat sore, tiba kembali di terminal Bus Leuwipanjang jam sembilan atau jam sepuluh malam. Kami tidur didalam mobil yang diparkir kurang lebih 3 (tiga) bulan lamanya di jalan keluar terminal tersebut, karena mobil masih belum ada aki.

MENGAPA MENCARI SUMBANGAN

Kami mencari dan meminta sumbangan karena ada bait yang mengharuskan kami mencari sumbangan yaitu

Bait 169 (bhs Jawa)

sirik den wenehi ati malati bisa kesiku senenge anggodha anjejaluk cara nistha ngertiyo yen iku coba aja kaino ana beja-bejane sing den pundhuti ateges jantrane kaemong sira sebrayat.

Bait 169 (bhs Indonesia)

“pantang bila diberi hati celaka dapat terkena kutukan senang menggoda dan minta secara nista ketahuilah bahwa itu hanya ujian jangan dihina ada keuntungan bagi yang dimintai berarti keadaan anda sekeluarga dilindungi”.

Bait 169 (Makna atau Arti)

Seandainya bait di atas (169) tidak ada maka kami tidak mungkin mencari dana dengan cara meminta sumbangan kepada masyarakat.

KEGUNAAN NON MATERIL

Sesuai arti bait 169 di atas, mencari sumbangan adalah bukan hanya mencari uang semata, tetapi ada manfaat lain  yang jauh lebih penting  dari uang yakni untuk memantau situasi kehidupan sosial rakyat Indonesia yang pada umumnya hidup rata-rata dibawah garis kemiskinan.

Setelah nanti menjadi pemimpin Indonesia, maka apa yang diderita rakyat akan diperbaiki

Karena politisi parpol enggan untuk memahami kondisi rakyat sebelum menjadi pemimpin apalagi setelah menjadi pemimpin.

KEGUNAAN UANG SUMBANGAN

Pertama, untuk biaya hidup se-hari-hari di kota Bandung

Kedua,  untuk mempersiapkan pelaksanaan bait lain yang memerlukan uang untuk pelaksanaannya.

Ketiga,  untuk memperbaiki mobil Suzuki katana

Keempat,  untuk persiapan berangkat ke Padang melaksanakan bait 160 mengendarai mobil Suzuki katana

Setelah mobil diperbaiki, maka kami mulai berangkat menuju Padang Sumatera Barat untuk melaksanakan bait 160

Klik tanda panah (Play) di bawah ini untuk mendengrkan lagu dari : Koes Plus, Ebiet G. Ade, H. Rhoma Irama 

“Penyanyi Tua”

“Kalian Dengarlah Keluhanku”

“Sumbangan”